Rabu, 15 Februari 2017 adalah salah satu hari yang paling
membahagiakan bagi para pelajar. Karena tepat dihari tersebut, seluruh kegiatan
belajar-mengajar diliburkan. Yeeaaay. Padahal di hari tersebut bukanlah tanggal
merah, hanya karena pemilihan kepala daerah (Pilkada) terutama di Jakarta,
sedangkan provinsi lain, tidak semua.
Tapi ya sudahlah, ada keuntungan juga bagi para pelajar. Begitupun dengan kami
para mahasiswa. Meskipun baru dua hari melaksanakan perkuliahan, tetapi kami
sangat senang ketika libur itu tiba ya walaupun di akhir semester atau sebelum
ujian akan diadakan kuliah pengganti. Ya, dihari rabu tersebut, aku bersama
salah seorang temanku pergi berlibur. Hanya satu hari, dengan perencanaan yang
tidak terlalu matang karena kami melihat kondisi cuaca terlebih dahulu di hari
rabu tersebut. dan ternyata, di pagi hari matahari menampakkan sinarnya, dimana
hari-hari sebelumnya selalu dirundung mendung dan air hujan selama sepekan.
Kami berdua pun memutuskan untuk pergi ke Puncak, Bogor. Kami berangkat pada
pukul 09.00 WIB dan kami sampai di perkebunan teh Puncak pada pukul 11.05 WIB. Dan
tiba-tiba kabut putih mulai menyebar dan awan pun menjadi mendung. Kami pun
memutuskan untuk berhenti di sebuah masjid (lupa namanya) yang ada di puncak.
Masjid tersebut sepertinya memang tempat wisata dikarenakan kami harus membayar
biaya parkir dan desain interior maupun eksterior masjid tersebut sangatlah
indah. Kami berdua pun berfoto ria di masjid tersebut. Dan langitpun mulai
merintikkan air hujan, hingga saat waktu dzuhur menjelang hujan pun bertambah
deras. Suasana puncak pada saat itu sangat dingin, bahkan air nya pun seperti
dicampur dengan batu es karena sangat dingin. Kami yang selama hampir dua tahun
tinggal di Dramaga, Bogor, tidak pernah merasakan suhu udara yang begitu
dingin. Dan kami merasakannya di Puncak. Dan memang beberapa hari terakhir suhu
udara di Dramaga pun cukup dingin yang biasanya suhunya panas dan tidak jauh
berbeda dengan di Lampung (meskipun Lampung lebih panas). Pada pukul 13.50 WIB
kami keluar dari halaman masjid, dan membayar biaya parkir kami sejumlah Rp.
10.000. Bayangkan tidak sampai 3 jam biaya parkir motor mencapai angka sepuluh
ribu, bagaimana jika sehari full motor di parkir di tempat itu?. Tetapi
perjalanan pulang kami tidak berjalan mulus, karena hujan masih terus turun,
karena temanku tidak membawa jas hujan sehingga kami pun terpaksa berhenti
sejenak untuk menunggu hujan reda. Kami berdua memutuskan untuk berhenti di
salah satu warung di pinggir jalan. Temanku memesan mie instan dan aku memesan
secangkir kopi hitam untuk menghangatkan tubuhku. Begitu makanan dan minuman kami disajikan,
kami berdua pun menikmati hidangan tersebut. aroma semerbak kopi masuk ke dalam
hidungku, oohh nikmatnya. Cuaca dingin, dengan secangkir kopi hangat, perpaduan
yang benar-benar pas. Asap kopi yang mengepul, menandakan air yang begitu
panas, namun ketika aku meminumnya tidak terasa begitu panas, hanya hangat.
Hingga hidangan kami habis dan kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan
karena saat itu jam telah menunjukkan pukul 14.45 WIB. Kami pun membayarnya,
hahaha hanya segelas kopi hitam seharga Rp. 6.000, tapi tidak apa, tetap saja
harus di bayar karena kopinya sudah habis ku minum. Dan di jalanpun hujan terus
turun, terkadang reda, terkadang hujan. Hingga ketika hujan benar-benar deras
dan juga sudah masuk waktu sholat ashar kami berhenti di sebuah masjid di
pinggir jalan. Setelah shalat kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan
meskipun hujan begitu deras, aku mengenakan jas hujan milikku dan temanku
mengenakan jaket milikku. Bahkan agar temanku tidak kehujanan, ia pun membuka
payung. Dengan kondisi jalan yang macet, sehingga tidka sulit untuk menggunakan
payung karena kecepatan pun tidak lebih dari 30 km/jam, dan ketika telah
melewati macet, baru kemudian payung
tersebut di tutup. Hingga pada pukul 18.00 WIB kami pun sampai di rumah kami di
Dramaga. Meskipun kami tidak sempat foto di perkebunan teh, menikmati indahnya
alam dengan mata secara langsung sudah cukup menjadikan pengalaman dan
menyegarkan pikiran. Padahal beberapa hari yang lalu, tepatnya pada hari sabtu,
aku bersama teman kamarku telah pergi ke puncak, karena memang cuaca sehari
tersebut hujan, jadi ketika sampai di puncak. Kami tidak melihat apapun,
seluruhnya tertutupi kabut hitam tebal, bahkan jarak pandang tidak sampai 100
meter. Otomatis keindahan kebun teh pun tidak dapat dinikmati, tetapi pada hari
rabu kemarin, setelah lama aku tidak pergi ke puncak dan menikmati indahnya
kebun teh, aku dapat menikmatinya lagi...
Menunggu perjalanan berikutnya. Who wants? Come join with
me.....
Komentar
Posting Komentar