Kali ini aku
mau bercerita pengalaman aku beberapa bulan lalu. Jadi, beberapa bulan tepatnya
pada bulan Januari 2018, aku pergi ke luar negeri untuk pertama kalinya. Negara
yang aku kunjungi adalah Malaysia. Kenapa aku pergi kesana? Well, karena aku punya teman yang
berasalah dari Malaysia dan yang kedua karena rata-rata teman-teman kampus dah
punya pengalaman ke luar negeri. Selain itu juga, ingin mencoba naik pesawat.
Untuk berangkat kesana, banyak rintangan yang harus dihadapi. Bahkan, aku
hampir gak berangkat karena permasalahan paspor. Jadi, ceritanya adalah H-seminggu
aku belum beli tiket pesawat sama sekali karena menunggu antrian membuat paspor
dan ketika waktunya membuat paspor, ternyata ada masalah dengan KTP dan KK aku.
NIK aku di KK dan KTP beda, dan ternyata itu kesalahan pihak kecamatan waktu
aku buat KTP. Entah NIK siapa yang ada di KTP aku. Dan waktu itu pihak imigrasi
bahkan gak mau memproses, tapi karena aku minta dan dengan memasang alasan yang
urgent, akhirnya mereka bersedia
memproses paspor aku dengan catatan NIK KTP dan KK harus sama ketika nanti
pengambilan paspor.
Singkat cerita,
setelah paspor jadi. Aku langsung memesan tiket pesawat untuk pulang pergi.
Sewaktu pergi, aku pakai pesawat air asia karena murah dan untuk pulang aku
memesan tiket batik air karena sedang promo. Liburan aku ke Malaysia
direncanakan selama dua minggu. Aku mengambil flight yang memiliki waktu terbang sama dengan temanku tapi beda
pesawat, dia pakai Malaysia Airlines. Kita berangkat ke Bandara naik Damri di
Bogor (Baranangsiang) pada sore hari dan sampai di Bandara Soetta pada malam
hari. Setelah sampai di Bandara, kita berdua makan malam di Solaria. FYI, penerbangan kita berdua di jam 5
pagi. So, kita harus menunggu
semalaman di Bandara dan kita pun menunggu di Maxx Coffee dan Musholla Bandara.
Namun, dikarenakan suatu hal, aku harus terbang lebih dulu dikarenakan pesawat
temanku delay hingga jam 11 siang.
Bayangkan, aku belum pernah ke luar negeri dan naik pesawat, lalu aku harus
berangkat terlebh dahulu ke Malaysia. Ditambah lagi, Bandara tujuan kita berdua
beda. Dia turun di KLIA 1 sedangkan aku di KLIA 2, ya meskipun masih satu
kawasan, tapi kan aku gak pernah ke luar negeri.
Setelah berada
di pesawat selama dua jam, aku pun sampai di Malaysia. Perasaan aku bener-bener
bahagia. Ditambah lagi, aku bersyukur karena ada free wifi dan komputer gratis. Akupun mengabarkan orangtua dan
temanku itu. Permasalahan lain timbul, aku harus menghemat baterai ponsel
dikarenakan port charger yang berbeda
lubang. Bahkan aku sampai tidur di kursi tunggu bandara karena tidak tahu harus
apa. Setelah aku merasa lapar, akupun keluar dari areal kedatangan dan
mengelilingi mall yang memang langsung terhubung dengan KLIA 2. Aku mencari KFC
hingga berkeliling berkali-kali dan aku menemukan KFC di bagian belakang mall.
Aku pun makan disana, menghabiskan sekitar 18 ringgit untuk paket 2 ayam.
Ternyata, KFC di Malaysia enak banget dan ukuran dagingnya besar. Ditambah lagi
ada mashed potato dan acar yang
rasanya menurut aku aneh banget.
Setelah pukul 2
siang, teman aku datang bersama dengan kakaknya yang menjumputnya. Dan itu
pertama kalinya aku naik mobil sedan yaitu Honda Civic Turbo. Rasanya nyaman
dan mudah dibawa ngebut. Sepanjang perjalanan, aku memperhatikan jalanan yang
mulus dan beda banget dengan kondisi
jalan di Indonesia. di Malaysia lebih modern dari Indonesia, terutama
teknologi. Disana jalan tol sudah bisa menggunakan smart tag, jadi pengemudi gak perlu lagi men-tap kartu, karena pintu tol akan terbuka secara otomatis mobil di
pintu tol. Gak Cuma itu, disana kartu identitas (KTP) bisa dijadikan sebagai e-money, so, bisa dijadikan sebagai alat
pembayaran tol maupun MRT.
Regards,
Hanny Verryna
Komentar
Posting Komentar