Tepat pada hari ini, 22 Maret 2017
diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Seperti telah diketahui bahwa air adalah
segalanya bagi kehidupan ini. Manusia tidak dapat hidup tanpa air, bahkan tubuh
manusia sendiri terdiri dari 90 % air. Lalu, jika semua telah mengetahui
bagaimana pentingnya air bagi keberlangsungan hidup manusia, mengapa hingga
saat ini masih ditemukan orang-orang yang membuang air secara percuma? Hal ini
masih sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, bahkan dikalangan kaum
muda baik terpelajar maupun tidak. Meskipun tidak sedikit kaum muda yang sudah
peduli terhadap air dan tidak sedikit pula yang tidak mempraktikan kepedulian
mereka tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari saja masih banyak ditemukan kasus
dimana kaum muda kurang peduli terhadap ketersediaan air. Beberapa contoh kurangnya kepedulian kaum muda
terhadap air terutama yang pernah terlihat oleh diri saya sendiri.
a.
Air mineral kemasan 240 ml.
Dalam sebuah acara yang
dihadiri oleh sejumlah anak muda, telah
disediakan air minum kemasan gelas dengan isi 240 ml air. Air kemasan dipilih
karena dinilai lebih praktis dari pada harus menyajikan air yang dituang secara
manual ke dalam gelas. Dan ketika air kemasan menjadi pilihan konsumsi banyak
ditemukan peserta yang tidak menghabiskan air kemasan tersebut. Bahkan ada yang
hanya meminum setengahnya saja atau mungkin hanya seteguk saja dikarenakan air
yang tersisa masih terlihat penuh. Apakah kaum muda ini tidak tahu menahu
betapa pentingnya air? Tentu saja mereka tahu. Dan apakah pernah terpikirkan
bagaimana proses pengemasan air kemasan tersebut. Apakah warga disekitar
industri pengolahan air minum tersebut juga mendapatkan akses sumber air
tersebut atau justru mereka tidak mendapatkan akses terhadap sumber mata air
tersebut? Jadi habiskanlah air minum tersebut, apalagi air mineral kemasan itu diperoleh
karena kita membayarnya, selain uang kita tidak terbuang, secara tidak langsung
juga kita telah menunjukkan kepedulian kita terhadap warga yang tidak
mendapakan akses air.
b.
Membiarkan keran air tetap terbuka
Ketika kita ingin mandi
ataupun mencuci. Kita pasti akan membuka keran air dan menampung air tersebut
ke dalam wadah yang biasanya disebut dengan ember. Jika aliran air dari keran
tersebut kencang, tidak perlu menunggu lama maka air yang tertampung dalam
ember akan segera penuh. Tetapi bagaimana jika air yang keluar dari keran
tersebut alirannya begitu kecil, hingga membutuhkan waktu yang cukup lama agar
ember tersebut penuh dengan air. Akhirnya, karena terlalu malas menunggu lama,
ember beserta keran yang terbuka tersebutpun ditinggalkan. Setelah penuh
barulah keran dimatikan. Dan keran tersebut akan dimatikan setelah air dalam
ember benar-benar penuh dan tidak tertampung dalam ember lagi sehingga air pun
terbuang percuma. Bukankah sangat disayangkan air tersebut terbuang percuma.
Karena saya mahasiswi fakultas ekologi manusia, maka saya akan mengatakan “gak ekologis banget.”
c.
Semakin banyak air, semakin suci dan
bersih
Setiap umat muslim yang akan
melaksanakan shalat, mereka diwajibkan untuk berwudhu. Berwudhu pasti menggunakan
air kecuali Tayamum, barulah menggunakan debu. Tetapi itu bersifat conditional, sejatinya berwudhu tetaplah
menggunakan air. Tujuan berwudhu adalah menjadikan diri kita suci dan bersih
ketika hendak menghadap Sang Maha Kuasa. Oleh karena itu, beberapa orang
terutama kaum muda menggunakan sebanyak-banyaknya air agar diri mereka suci dan
bersih. Padahal hal tersebut termasuk ke dalam perbuatan boros bahkan nabi saja
menganjurkan untuk berwudhu dengan air secukupnya dan tidak berlebihan. So, kenapa
masih menghambur-hamburkan air?
Oleh karena itu, mulai sekarang kita terutama
para kaum muda generasi penerus bangsa, mulailah untuk mempraktikan bukti
kepedulian kita terhadap air. Bukan hanya sekedar tahu bahwa kita harus menghemat
dan peduli terhadap air tetapi juga mempraktikannya. Bukankah practice
makes perfect. Quotes tersebut
sangat berlaku untuk para kaum muda yang telah mengetahui dan mengerti akan
pentingnya air dan kemudian mempraktikannya. Kaum muda tersebut bukan hanya
peduli terhadap warga yang kesulitan mendapatkan akses air tetapi juga peduli
terhadap keberlangsungan umat manusia akan ketersediaan air berkualitas baik
terutama untuk anak cucunya kelak.
Komentar
Posting Komentar