MK.SOSIOLOGI UMUM
Nama : HANNY
VERRYNA (I24150012) Tanggal :
13 November 2015
Kelompok : 4 Ruang : RK. TL 2.04
Kelompok : 4 Ruang : RK. TL 2.04
PRAKTIKUM
VII STRATIFIKASI SOSIAL
1. “Sistem Status dan Pelapisan Masyarakat Sistem Status yang Berubah”
Runtuhnya Sistem Status Kolonial dalam Abad Kedua Puluh
Oleh :
W. F. Wertheim
1. “Sistem Status dan Pelapisan Masyarakat Sistem Status yang Berubah”
Runtuhnya Sistem Status Kolonial dalam Abad Kedua Puluh
Oleh :
W. F. Wertheim
2.
“Situasi Sosial Dua Komunitas Desa Di Sulawesi Selatan”
Oleh :
Mochtar Buchori dan Wiladi Budiharga
Oleh :
Mochtar Buchori dan Wiladi Budiharga
Asisten :
Niedya Octafiyanna (G34120023)
Niedya Octafiyanna (G34120023)
Ikhtisar
1
Sistem
pelapisan masyarakat kolonial menurut garis ras yang terdapat di pulau Jawa,
mulai meluas ke pulau-pulau seberang. Tidak hanya uang yang melakukan
pendobrakan terhadap sistem asli lama. Paham individualisme pun telah mencapai
kemajuan selain dari ukuran keagamaan yang kepentingannya sangat besar. Pada
abad kedua puluh ini, pendidikan,pengetahuan bahasa, dan kesejahteraan materi merupakan ukuran utama
dalam menentukan prestise kemasyarakatan. Kenyataan tersebut telah mendobrak
struktur masyarakat pertanian untuk mencari pekerjaan di kota-kota dan
menciptakan kelas cendikiawan atau setengah yang menduduki posisi khusus dalam
masyarakat dengan perantara ijazah untuk mencapai pengakuan resmi. Pendidikan juga telah bertindak sebagai dinamit terhadap sistem kasta
kolonial. Persaingan yang semakin hebat dalam masyarakat menyebabkan para anggota kaum
borjuis mempersatukan barisan untuk mencapai solidaritas kelompok.
Di pihak lain, di kalangan orang-orang Indonesia
terdapat kecenderungan yang lebih besar untuk mengadakan persatuan dengan
kesadaran bangsa yang semakin meningkat. Kaum wanita dan pemuda sering dapat
meraih prestise sosial untuk diri mereka yang pada hakekatnya bertentangan
dengan gagasan Indonesia tradisional. Orang Cina juga tidak lagi
memegang monopoli dalam perdagangan. Banyak orang-orang Cina yang menurun
derajatnya. Mereka mencari keselamatan diri dengan mengadakan solidaritas yang lebih
kuat. Kedudukan istimewa orang Eropa dan Cina sebagaimana halnya dengan kaum
bangsawan menjadi amat kurang stabil. Terdapat kecenderungan yang kuat ke arah
sistem nilai baru berdasarkan kemakmuran individu dan kemampuan intelektual
seseorang, tetapi pada umumnya masih ditahan, baik oleh sisa-sisa struktur
feodal maupun kolonial.
Ikhtisar
2
Komunitas Desa
Maricaya Selatan terdiri dari lima golongan masyarakat yang menempati tiga lapisan pokok yaitu, lapisan
atas yang terdiri dari golongan pejabat dan kelompok profesional, lapisan
menengah yang terdiri dari golongan alim ulama, pegawai, dan pedagang, dan di lapisan bawah terdapat golongan buruh.
Masyarakat Maricaya Selatan berusaha menciptakan iklim sosial yang lebih cair
antar golongan. Penduduk dari golongan mayoritas terbuka membentuk
pergaulan dengan golongan minoritas dan golongan menengah. Sedangkan dari
segi ekonomi, masyarakat Desa Maricaya Selatan dibagi dalam tiga lapisan yaitu,
lapisan ekonomi mampu (pejabat penting dan kelompok professional), lapisan
ekonomi menengah (ulama, pegawai, dan wirausaha), dan lapisan ekonomi miskin
(buruh). Jika dilihat dari jalur pendidikan dan angkatan kerja tahun 1981,
masyarakat Maricaya Selatan berusaha memanfaatkan kesempatan yang tersedia
seoptimal mungkin. Seperti minat membaca dengan menggunakan koran, majalah,
buku-buku agama, dan ensiklopedia dan kebutuhan informasi dan hiburan dari
pesawat TV.
Sedangkan komunitas Desa Polewali
(semi urban) terdiri dari tiga lapisan masyarakat yaitu, lapisan atas yang
terdiri dari ulama, pemangku adat, dan pejabat, lapisan menengah terdiri dari
pedagang, dan buruh di lapisan bawah. Sedangkan dari segi ekonomi, masyarakat
Polewali terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan kaya (pemangku adat dan
ulama), golongan ekonomi sedang (pegawai dan pedagang), dan golongan miskin
(buruh). Masyarakat Polewali pada dasarnya adalah suatu masyarakat yang lugas
mengisi kehidupan mereka sehari-hari dengan berbagai usaha untuk menghadapi dan
menyelesaikan persoalan-persoalan nyata yang terdapat dalam lingkungan mereka
Analisis
1.
Jelaskan
dimensi yang mendasari pelapisan masing-masing di kedua bacaan tersebut!
a.
Dasar
stratifikasi sosial
Dasar Stratifikasi
|
Bacaan 1
|
Bacaan 2
|
Kekayaan
|
-Pendapatan orang Eropa yang
tertinggi,
-Pendapatan orang Cina di tengah-tengah, dan -Pendapatan orang Indonesia yang paling rendah. |
-Tertinggi yaitu pejabat dan kelompok
professional,
-Menengah yaitu pedagang, pegawai, dan ulama, -Terendah yaitu buruh. |
Pendidikan
|
-Tertinggi, golongan cendikiawan,
-Menengah golongan setengah cendikiawan, dan -Terendah yaitu pribumi atau non cendikiawan. |
-Tertinggi, masyarakat yang
menyekolahkan anaknya sampai sarjana,
-Menengah, masyarakat yang menyekolahkan anaknya sampai SMA, -Terendah, masyarakat yang tidak mampu menyekolahkan anaknya. |
Kekuasaan
|
-Paling
berkuasa ras Eropa, -Menengah awalnya ras Indo-Cina tetapi berubah menjadi
ras Eropa,
-Rendah yang awalnya ras bumiputra menjadi ras Indo-Cina. |
-Tertinggi, golongan pejabat,
-Menengah, pedagang, -Terendah, buruh. |
Kehormatan
|
-Tetinggi
golongan ketua adat dan pemuka agama,
-Terendah yaitu golongan masyarakat yang tidak ada hubungannya dengan keraton. |
-Tertinggi, golongan ulama pemangku
adat,
-Terendah, golongan yang tidak faham agama. |
|
b.
Konstruksi
stratifikasi sosial
Ø Differensiasi
sosial : Terdapat dalam bacaan 2, karena membagi komunitas masyarakat ke dalam dua
kelompok yaitu Maricaya Selatan dan Polewali.
Ø Ketidaksamaan
sosial : Terdapat dalam bacaan 1 yaitu keterbatasan sumber daya, pendidikan,
dan kebudayaan. Pada bacaan 2 masyarakat dibagi ke dalam tiga lapisan, yaitu
lapisan atas, menengah, dan bawah.
c.
Sifat
sistem stratifikasi sosial
Ø Bacaan 1 :
Terbuka, yaitu Sistem
kolonial yang identik dengan persamaan ras, misalnya Eropa dan Cina, dirombak
oleh masyarakat pribumi sehingga akhirnya terjadi persamaan strata karena
pengaruh pendidikan.
Ø Bacaan 2 :
Terbuka, karena status
sosial yang ada pada masyarakat diperoleh melalui kedudukan sesuai peran
masing-masing atau tidak ditentukan berdasarkan kelahiran.
2.
Bandingkan
sistem pelapisan bacaan 1 dan 2 (siapa dan bagaimana)!
Pada bacaan I, sistem pelapisan
masyarakat diurutkan dari yang tertinggi yaitu, kepala suku, pedagang, dan
petani. Kemudian didasarkan pada garis ras, pendidikan, dan uang/pekerjaan.
Namun pada akhirnya masyarakat yang berpendidikan
lebih dihargai dan dihormati. Sedangkan pada bacaan II, sistem pelapisan
masyarakat didasarkan pada ukuran ekonomi masyarakat tersebut, semakin mampu
seseorang maka berada pada lapisan yang paling tinggi seperti pejabat atau
kelompok professional, kemudian kelompok menengah yang terdiri dari pedagang
dan pegawai, dan yang terakhir adalah buruh.
3.
Jelaskan
faktor penyebab mobilitas sosial pada masing-masing di kedua bacaan tersebut!
Ø Gerak horizontal
:
Bacaan
1 : Adanya perubahan status orang pribumi dari petani menjadi pedagang.
Bacaan
2 : Dilihat dari komunitas Maricaya Selatan, golongan mayoritas mencoba menerobos dinding antar golongan sehingga
terbentuk pola pergaulan akrab dengan golongan minoritas.
Ø Gerak vertikal :
- Bacaan 1 : - Social
Climbing, para cendikiawan membentuk kelas priyayi baru yang akan menjadi lapisan tertinggi dalam
masyarakat dan yang berpendidikan tinggi dalam masyarakat,
statusnya naik.
- Social Sinking, orang–orang Cina yang awalnya memonopoli perdagangan kemudian terdesak oleh orang Eropa dan tidak menguasai perdagangan lagi.
- Social Sinking, orang–orang Cina yang awalnya memonopoli perdagangan kemudian terdesak oleh orang Eropa dan tidak menguasai perdagangan lagi.
-
Bacaan 2 : Social Climbing, hal ini didasari dengan alasan karena cukup banyak masyarakat Polewali yang menganggap
pendidikan penting sehingga kehidupan mereka dapat
terangkat.
Assalamu'alaykum kak. Izin copas ya
BalasHapus